Category

Blogger Themes

Acaimiami. Theme images by micheldenijs. Powered by Blogger.

Followers

Featured Posts

Friday 3 August 2012

Mengenal Sarana Tarbiyah

Pendahuluan


 

 

Tarbiyah sebagai proses pembangunan diri muslim yang kaaffah harus mendapat porsi terbesar kehidupan seseorang. Sarana, proses, pengembangan dan evaluasi tarbiyah yang dilakukan secara simultan adalah sebuah kesatuan yang tak terpisahkan. Sisi lain tarbiyah yang dilakukan adalah tarbiyah bagi orang dewasa. Kesadaran akan hal tersebut akan membawa kita pada pemahaman pendidikan orang dewasa tidak sama dengan pendidikan anak-anak.

 

Pendidikan bagi orang dewasa memberi kesempatan yang luas bagi komunikasi dua arah. Peran peserta menjadi sangat besar dalam pencapaian tarbiyah itu sendiri. Kesadaran peserta akan apa yang dilakukannya dan apa yang menjadi tujuannya akan mempercepat proses perjalanan tarbiyah. Tugas seorang murobbilah untuk memotivasi dan mengembangkan setiap potensi yang dimiliki peserta. Kesiapan para murobbiuntuk berkomunikasi dua arah juga memainkan peranan penting. Dengan komunikasi dua arah diharapkan peserta dapat memahami setiap nilai secara baik, tidak taklid dan sadar sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan berikut keterkaitannya dengan tanggungjawab dihadapan Allah Swt.

 

Pada sarana tarbiyah dalam setiap marhalah perlu digaris bawahi masalah kekhasan pendidikan orang dewasa ini. Dengan pelibatan setiap peserta dalam menanamkan dan memahami nilai yang ada diharapkan keikhlasan, keinginan untuk beramal dan seterusnya tumbuh terintegrasi dalam diri peserta. Dengan kata lain para murobbiharus siap dengan berbagai proses kreatif dalam mengembangkan sarana tarbiyah pada berbagai marhalahnya. Partisipasi aktif dari peserta tarbiyah dalam pengembangan dan pengokohan pemahamannya dapat dibangun melalui sarana tarbiyah pada setiap levelnya yang berjalan secara efektif. Diharapkan pada setiap sarana terdapat proses yang menyentuh kognisi (konsep pengetahuan), afeksi (perasaan) dan konasi (kecenderungan untuk melakukan) sehingga nilai yang disampaikan dapat terinternalisasi dalam diri peserta.

 

DR Ali Abdul Halim Mahmud menuliskan dalam buku  Perangkat-perangkat Taarbiyah Ikhwanul Muslimin terjemahan dalam bahasa Indonesia:

 

…selain itu, tarbiyah Islamiyah  memiliki keistimewaan dengan kemampuannya mengiringi fitrah manusia dalam menghadapi realitas hidupnya di bumi dan di alam materi ini, sebagaimana juga mengiringi potensinya menuju tingkat keteladanan dan kepeloporan sehingga dapat mewujudkan kemanfaatan dan keselamatan bagi diri, agama dan masyarakatnya. Semua itu termasuk dalam batas yang Allah swt. halalkan dan syariatkan.(hal. 26)

Pernyataan ini mengisyaratkan pentingnya internalisasi nilai Ilahiah dalam kehidupan sehari-hari. Dan itu secara tegas dinyatakan sebagai sebuah keistimewaan Tarbiyah Islamiyah.

 

Apa yang dimaksud dengan sarana tarbiyah ?

Manhaj Tarbiyah 1421 H mencatat bahawa yang dimaksud dengan saranan tarbiyah adalah program atau bentuk acara yang dijadikan media untuk merealisasikan kurikulum tarbiyah. Sebagai saranan utama dalam tarbiyah adalah Halaqah. Sedangkan sarana tambahannya berupa mabit/jalasah ruhiyah/lailatul katibah, tatsqif, rihlah, mukhayyam, dauroh, seminar, ta’lim dan penugasan.

Masing-masing disaran memerlukan pengelohan yang tepat sesuai dengan peserta dan sasaran yang ingin dicapai pada tiap-tiap marhalah. Pelibatan seluruh peserta dalam pencapaian sasaran akan mempercepat pencapaiannya. Setiap sarana memiliki kekhasan masing-masing sehingga para murobbi perlu cermat untuk memadukan ke seluruhan sarana yang ada.

 

A.      Halaqoh

    Halaqoh adalah proses kegiatan tarbiyah dalam dinamika kelompok. Jumlah normal satu halaqoh maksimal 12 orang. Murobbi diperkenankan paling banyak mentarbiyah 3 halaqah. Bagi halaqoh akhwat dengan peserta kaum ibu perlu dipertimbangkan masalah jumlah. Biasanya kehadiran para ibu disertai dengan putra-putrinya yang masih kecil. Murobbi, bekerjasama dengan para suami, perlu membuat sistem taawun yang dapat membantu para ibu mengembangkan potensi dirinya secara proporsional.

    Pengelolaan halaqoh bagi marhalah pemula dan muda bertumpu padamurobbi. Tetapi dalam pelaksanaannya murobbi dapat melibatkan seluruh peserta memilih program-program yang dianggap dapat mewujudnya tercapainya muwashaffat marhalah tersebut. Murobbi dapat menugaskan salah seorang peserta untuk menjadi koordinator, mengatur alur informasi sesama peserta. Menunjuk peserta lain yang bertugas mencatat absensi dan notulensi pertemuan, serta peserta lain sebagai bendahara. Dapat pula ditambah beberapa penanggung jawab program yang telah disepakati. Absensi dan notulensi dapat digunakan untuk pengecekan silang terhadap catatan murobbidalam proses takwim.

    Baramij adalah acara yang mesti diikuti dalam melaksanakan halaqah dengan tertib, sehingga terealisir ahdaf halaqah. Baramij dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan

=         Iftitah

=         Tilawah dan tadabbur

=         Talaqqi madah

=         Mutaba’ah dan diskusi

=         Ta’limat

=         Ikhtitam


    Talaqqi madah tidak berarti harus selalu satu arah dan berbentuk skematik, tetapi bisa dilakukan dengan beberapa tahap yaitu  penjelasan sasaran materi, pelibatan peserta, ceramah atau dialog. Berikut ini contoh talaqqi untuk madah Birrul Walidain (1B081):
    Peserta diminta untuk mengingat syair yang dirasa paling tepat untuk menggambarkan perasaannya terhadap orang tua. Misalnya:kasih ibu.. kepada beta…tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali.. bagai sang surya menyinari dunia (diambil dari syair lagu anak-anak)
    Dilakukan dialog tentang alasan pemilihan syair tersebut
    Penjelasan materi
    Diskusi dengan melibatkan perasaan peserta.

B.      Tarbiyah Fardiyah

Dilakukan bagi peserta yang karena satu dan lain hal tidak dapat bergabung dengan peserta lain dalam halaqoh. Tarbiyah Fardiyah hanya berlaku bagi marhalah tamhidi dan muayyid. Seorang murobbi paling banyak melakukan tarbiyah fardiyah pada 3 orang.

 

C.      Mabit/Lailatul Katibah & Jalsah Ruhiyah

Dilakukan dengan prioritas bagi tarbiyah ruhiyah setiap peserta dengan acara menginap bersama, kecuali untuk akhwat. Program yang dijalankan adalah menghidupkan malam dalam upaya meningkatkan kualitas hubungan dengan Allah swt. dan meningkatkan upaya meneladani dan mencintai Rasulullah Saw, mengeratkan ukhuwwah, meningkatkan akhlaq rabbaniyah dan menambah bekalan da’wah.

 

D.      Tarbiyah Tsaqofiyah (tatsqif)

Tatsqif adalah proses pembentukan syakhsiyah Islamiyah mutakamilah yang bersifat ilzami melalui melalui pembekalan ‘ulum Islamiyah kepada peserta. Selain kehadiran dan talaqqi, partisipasi aktif peserta sangat menunjang  peningkatan pemahaman. Mengkaji maraji’ yang disarankan, mendiskusikan hal-hal praktis yang berkaitan dengan madah yang disampaikan dapat menjadikannya sebagai ilmu yang terinternalisasi bagi peserta.

 

E.      Dauroh/Kursus

Dauroh adalah forum khusus untuk mempelajari keahlian atau ketrampilan tertentu. Diikuti oleh peserta dengan persyaratan tertentu dan dilaksanakan dalam waktu yang relatif lama. Sebelum mengikuti dauroh ini sebaiknya diberi pemahaman akan pentingnya keterlibatan dalam dauroh ini. Juga sangat baik bila peserta yang merasakan sendiri kebutuhan akan keahlian tertentu sehingga muncul keinginan untuk meningkatkan ketrampilannya.

 

F.        Rihlah

Rihlah adalah suatu perjalanan rekreasi yang bersifat tarbawi, manhaji dan tanzimi dengan kegiatan yang disiapkan untuk mencapai sasaran pemulihan dan penyegaran potensi ruhi, fikri dan jasadi serta penguatan hubungan kekeluargaan dan kemasyarakatan. Rihlah diikuti keluarga masing-masing peserta, dilaksanakan minimal satu tahun sekali dan mengutamakan kesempatan rekreasi bagi ummahat.

 

G.      Mukhayyam

Mukhayyam adalah sarana penghimpunan, pelatihan dan pengarahan peserta dalam rangka menerapkan nilai Islam pada aktifitas kehidupannya.

Anasir Acara yang diselenggarakan terdiri atas unsur riyadhi, askari, ruhi dan fikri.

 

H.      Ta’lim

Ta’lim adalah bentuk penyampaian mawad tarbiyah tsaqofiyah  sekaligus tarbiyah jamahiriyah yang diselenggarakan melalui sarana-sarana umum seperti masjid atau majlis ta’lim.

 

Apakah sarana tarbiyah dapat dikembangkan ?

Seperti telah diuraikan sebelumnya, sarana tarbiyah yang beragam dapat dikembangkan dan sangat tergantung pada kreatifitas murobbi, dan pengelola. Tidak kurang pentingnya adalah partisipasi aktif para peserta dengan berbagai kreatifitasnya mengembangkan sarana-sarana yang ada dengan batasan koridor manhaj 1421 H.

 

Bagi halaqoh tamhidi atau muayyid akan tampak kreatifitas peserta mempengaruhi dinamika kelompoknya. Bila seorang murobbi membina lebih dari satu kelompok halaqah dengan marhalah yang sama, maka ia tidak dapat menganggap kedua kelompok adalah sama. Setiap kelompok memiliki kekhasan sendiri-sendiri. Kelompok aktivis biasanya kreatif namun dari segi kehadiran sering berganti-ganti orang karena aktivitasnya. Sebaliknya kelompok pekerja akan sulit melakukan program rutin pada waktu kerjanya. Dengan demikian para murobbi perlu melakukan pengelolaan sedemikian rupa yang khas bagi masing-masing kelompok.

 

Beberapa kiat untuk pengembangan sarana tarbiyah pada marhalah pemula.

Setiap murobbi pasti memiliki kiat-kiat untuk mengembangkan halaqohnya. Dan disadari bersama kiat-kiat tersebut sangat spesifik bagi kelompok dengan karakter tertentu. Sebaiknya dilakukan workshop antar murobbi untuk mengembangkan  dan memperkaya kreatifitas.

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan halaqoh pada marhalah pemula diantaranya:

    Metode penyampaian yang beragam.Dimulai dengan ‘opening session‘ (sesi pembuka) untuk mempersiapkan peserta dalam menerima materi. Dapat dilakukan dengan pre test, dialog, permainan  dll.  Materi disampaikan sambil mengukur kesiapan peserta pada saat tersebut. Sedapat mungkin melibatkan keaktifan peserta. Selain dengan skematik, dapat dengan narasi, bahas buku, membahas kondisi kontemporer yang kemudian dibingkai oleh murobbi dengan tujuan materi yang disampaikan dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Metode curah pendapat (sharing) dapat pula dijadikan sessi pembuka yang nanti dapat dijadikan contoh dari materi tersebut.
    Digunakan media yang beragam dalam penyampaian materi. Artikel, gambar-gambar di koran atau majalah untuk memancing keterlibatan perasaan peserta dalam pembahasan materi.
    Metode evaluasi yang juga beragam dengan berbagai kuis, jurnal, membuat tlisan atau artikel dan sebagainya yang pada gilirannya dapat dijadikan indikasi otentik dalam proses takwim. Khusus tentang jurnal akan diuraikan di lampiran.

Berikut ini sebuah contoh dalam penyampaian materi ‘Ilmu Allah pada marhalah pemula:

Peserta diminta tanggapannya tentang kasus ajinomoto. Tanpa memberi penilaian terhadap masing-masing pendapat murobbi menjelaskan materi ‘Ilmu Allah (1D232) yang menyimpulkan bahawa setiap pengetahuan kauniyah dikembangkan hanya dalam rangka menegakkan syariah Allah di muka bumi. Dilanjutkan dengan diskusi. Sebelum menutup acara murobbi meminta peserta menulis jurnal tentang perasaannya ketika menerima materi dan rencana aplikasinya di waktu mendatang.

 

Penutup

 

Sebagaimana kekhasan pendidikan orang dewasa, maka pengembangan sarana tarbiyah sangat tergantung pada para murobbi, naqib serta peserta itu sendiri. Mengingat murobbi dan naqib lebih memahami keadaan dan tujuan pada setiap marhalahnya maka dituntut agar kreatif dan komitmen terhadap kelangsungan perkembangan tarbiyah di negeri ini.

 

Semoga Allah Swt. memberi kelapangan hati, kemudahan urusan dan kekuatan dalam mengembangkan  amanah-Nya menegakkan kalimat Allah di muka bumi. Amin

Wallahu’alam bisawab.

 

0 comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Kami Adalah Khalifah ALLAH Copyright © 2011 | Template created by O Pregador | Powered by Blogger